Ancaman teror ISIS dari Filipina ke Indonesia tengah menjadi sorotan menyusul konflik bersenjata di Marawi. Anggota Komisi I DPR Andreas Hugo Pareira menyebut rangkaian peristiwa ini berawal dari Timur Tengah, dan para milisi ingin mencari arena baru untuk membangun kekuatan.
"Saya kira ini tidak terlepas kemungkinannya ada warga Indonesia yang terlibat di berbagai arena pertarungan memperkuat ISIS ini," kata Andreas, di gedung DPR, Jakarta, Senin, 29 Mei 2017.
Karena itu, pemerintah diminta membendung gerakan yang memungkinkan menguatnya kelompok ISIS. Pemerintah diminta tak hanya menyoroti wilayah perbatasan saja.
"Ya, wilayah perbatasan hanya fisik. Di samping memperkuat wilayah perbatasan, tentu kita harus membangun komunikasi, menjaga apa yang terjadi di Filipina jangan sampai membesar," lanjut politikus PDIP itu.
Dia menilai saat ini baru adanya penyampaian komitmen dari pemerintah. Padahal, kata Andreas, diperlukan tindakan segera berupa gerakan secara bersama-sama.
"Kita masih terbatas pada kesepakatan antar wilayah masing-masing. Perlu ada kerja sama yang lebih intens untuk memberantas gerakan radikal," kata dia.
Sebelumnya, Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Jenderal Budi Gunawan menyampaikan dalam waktu yang bersamaan, ISIS melakukan aksi di berbagai lokasi, mulai dari serangan di Manchester, Inggris, kemudian Marawi, Filipina selatan. Setelah itu, Kampung Melayu, Jakarta Timur, Indonesia.
"Hal ini menunjukkan ISIS telah membangun jaringan secara global dan selama ini membentuk sel-sel jaringan di berbagai negara yang siap untuk dikomando melakukan serangan di berbagai tempat yang mereka targetkan," ujar Budi.
1 Jun 2017
Ancaman I.S.I.S Akan Jadikan Indonesia Sebagai Arena Baru
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar