Veronica Koman Liau kini sedang menjadi perbincangan hangat publik. Perempuan kelahiran 14 Juni 1988 itu kini tengah “diburu” oleh Mendagri Tjahjo Kumolo lantaran orasi kerasnya saat berdemo menuntut pembebasan Basuki Tjahaja Purnama di depan Rutan Cipinang, Selasa (9/5) lalu dianggap kebablasan.
Orasi yang dipermasalahkan Mendagri dari Vero-sapaan akrab Veronica-adalah saat menyebut bahwa rezim Joko Widodo (Jokowi) lebih parah dari rezim Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Video orasi Vero pun mendadak viral di media sosial hingga akhirnya membuat panas telinga pemerintah.
Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo geram terhadap aksi seorang perempuan berinisial VKL.
VKL, menurut Tjahjo, mengucapkan kalimat yang berisi fitnah kepada Presiden Joko Widodo dan memprovokasi massa pendukung Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), dalam aksi mendukung
Lantas, apa sebenarnya orasi VKL yang menyinggung Tjahjo?
Tjahjo mengatakan, VKL seolah-olah mengatakan bahwa vonis dua tahun yang diberikan majelis hakim kepada Ahok merupakan kesalahan dari rezim Presiden Jokowi.
"Hukum kan sudah ada aturannya. Hakim bertanggung jawab kepada Tuhan. Siapa pun tidak bisa intervensi. Lah kok dia (VKL) teriak-teriak yang salah rezimnya Pak Jokowi dan lebih bagus rezim masa lalu?" ujar Tjahjo di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta
"Apa hubungannya rezim Pak Jokowi dengan putusan Ahok? Ya, enggak ada," kata dia.
Oleh sebab itu, sebagai bagian dari rezim Presiden Jokowi, Tjahjo meminta VKL mengklarifikasi maksud pernyataannya itu. Tjahjo juga menuntut VKL meminta maaf atas pernyataannya tersebut.
Jika dalam sepekan VKL tidak menyampaikan maafnya, Tjahjo akan melaporkannya ke polisi.
"Atau kalau dia (VKL) mau bertemu saya, ya saya terima. Tapi kalau tidak, ya saya akan surati dulu, minta jelaskan saja. Saya enggak akan apa-apa kok," ujar Tjahjo.
Demokrat Berterima Kasih Sebut Rezim Jokowi Lebih Parah dari SBY
Orasi Veronica Koman Liau di depan Lapas Cipinang, Jakarta Timur beberapa waktu mendapat apresiasi dari pihak Partai Demokrat. Sebab dalam orasinya itu, Veronica menyebut rezim Jokowi lebih buruk daripada Susilo Bambang Yudhoyono SBY).
"Ini kami berikan apresiasi, memang itu hal yang ada dan kami juga terima kasih atas apresiasi yang diberikan kepada pemerintahan SBY," ujar Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat Agus Hermanto di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta.
Menurut Agus, pernyataan Veronica itu cukup membuktikan bahwa keadaan di era pemerintahan SBY, demokrasi cukup teratur dan terukur. "Kami berikan apresiasi memang begitu adanya. Pemerintahan SBY saat itu cukup, dalam hal ini betul-betul melaksanakan demokrasi, berdaulat, teratur, dan terukur," tegas Agus.
Di sisi lain, Agus menyayangkan sikap dari Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo yang menyebarkan data Veronica karena menyebut rezim Joko Widodo lebih parah dari SBY. Pasalnya upaya menyebaran data Veronica itu tidak dibenarkan dalam undang-undang/ "Itu bisa saja digugat," sebutnya.
Fadli Zon sebut Mendagri Berlebihan Sikapi Orasi Pendukung Ahok
Wakil ketua DPR RI Fadli Zon menanggapi rencana Kemendagri yang akan memperkarakan orator Veronica Koman Liau yang sempat menyebut rezim Jokowi sebagai salah satu yang terparah.
Menurut Fadli Zon, sikap Mendagri, Tjahjo Kumolo dalam menanggapi penyampaian aspirasi di dalam demonstrasi terlalu berlebihan.
“Menurut saya agak berlebihan. Orang bebas berpendapat sesuai konstitusi, kecuali pendapat itu melanggar hukum. Cuma bicara gitu doang lagi,” kata Fadli di kompleks Parlemen, Senayan.
Menurutnya, penyampaian aspirasi yang dilakukan Veronica dan sejumlah masa saat demo di depan Lapas Cipinang itu dilindungi konstitusi.
“Apa yang diungkapkan Veronica itu bagian dari kebebasan berekspresi, tidak boleh dikriminalisasi. Itu dijamin konstitusi loh,” terangnya.
Menurutnya, sebagai Mendagri sepatutnya Tjahjo bersikap lebih dewasa dalam menyikapi orasi yang disampaikan pendemo.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar