Keinginan untuk mengubah sistem pemerintahan di Indonesia dari negara Demokrasi Pancasila menjadi islam ternyata bukan hanya datang dari kelompok muslim saja. Namun, ada juga umat non islam yang mempunyai mimpi tersebut.
Berdasar survei Lingkaran Survei Indonesia (LSI), ada sebagian kecil umat kristiani yang menginginkan negara islam berdiri di Indonesia. Angkanya sebesar 2,9 persen. Sementara mayoritas umat kristian lainnya tetap menghendaki demokrasi pancasila.
“Meskipun kecil, tetap saja temuan ini menarik. Ada non muslim yang ingin negara islam,” kata peneliti LSI Ardian Sopa saat merilis survei di Jakarta, Jumat (19/5).
Karena penelitian ini berbasis kuantitatif, pihaknya tidak mengetahui apa alasan di balik pilihan tersebut. “Kalau kualitatif, kita bisa nanya alasannya. Ini tidak bisa,” tuturnya.
Ardian Sopa menduga, hal ini lebih disebabkan oleh munculnya ketidakpuasan dengan kondisi sekarang. Akibatnya, muncul pemikiran untuk mencoba sistem lain sebagai alternatif. Yakni negara islam. “Mungkin dia melihat negara-negara arab banyak yang sejahtera,” terangnya.
Selain itu, mungkin juga hal tersebut didasari atas pengetahuan sejarah islam di masa lampau. “Saat era Nabi Muhammad, meski berbentuk negara islam, tapi umat non muslim tetap dihargai,” ungkapnya.
Untuk diketahui, secara umum, dukungan untuk tetap menjadikan demokrasi pancasila sebagai sistem bernegara di Indonesia masih sangat tinggi. Angkanya mencapai 74 persen. Sementara merubah sistem negara islam hanya mendapat 8,7 persen. Sisanya adalah demokrasi liberal 2,3 persen dan tidak menjawab 15 persen.
24 Mei 2017
Hasil Survei LSI: Non Muslim Ingin Negara Islam Berdiri di Indonesia
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar