27 Sep 2016

Ruhut Sitompul dan Hayono Isman Tetap Mendukung Ahok Daripada Calon Dari Demokrat

Poros Cikeas yang terdiri dari empat partai politik, termasuk Partai Demokrat telah sepakat mengusung Agus Harimurti Yudhoyono dan Sylviana Murni sebagai bakal calon Gubernur DKI. Sayangnya, tidak semua kader Demokrat tunduk kepada putusan itu.

Sosok yang pertama kali mengungkapkan penolakannya adalah mantan koordinator juru bicara Partai Demokrat Ruhut Sitompul. Dia tetap menjatuhkan dukungannya kepada calon petahanaBasuki Tjahaja Purnama atau akrab disapa Ahok.

"Aku sekali Ahok tetap Ahok. Titik," ujar Ruhut Sitompul kepada merdeka.com, Jumat (23/9).

Ada alasan yang diakui Ruhut untuk tidak tunduk kepada partainya sendiri. Sebab, Agus Yudhoyono bukan kader Demokrat.

"Bos, Agus itu bukan kader Demokrat. Dia itu kader TNI," ujar Ruhut.

Menurut Ruhut, dipilihnya Agus hanya sekedar ambisi politik tanpa memikirkan karirnya di TNI. Agus saat ini menjabat sebagai Danyon 203/Arya Kemuning. Dengan terjun ke politik, Ruhut menyebut bukan tidak mungkin karir Agus di TNI akan tamat.

"Jangan lah karena ambisi politik yang di Demokrat itu Agus dikorbankan. Kalau menang oke, aku salah. Tapi kalau kalah selesai enggak dia?" tegasnya.

"Tapi aku enggak kebayang kalau Agus kalah dibunuh karirnya oleh partai yang aku banggakan," sambung anggota Komisi III ini.

Tak hanya Ruhut, jejak serupa juga diikuti Anggota Dewan Pembina Partai Demokrat, Hayono Isman. Dia memutuskan mendukung pasangan Ahok-Djarot di Pemilihan Gubernur DKI Jakarta2017 mendatang.

Sikapnya ini bertentangan dengan partainya sendiri yang mencalonkan Agus Harimurti Yudhoyono dan Sylviana Murni bersama anggota poros Cikeas lainnya yakni PKB, PAN, dan PPP.

Menurut Hayono, Ahok-Djarot merupakan pasangan harmonis. Dia meyakini pencalonan keduanya bukan sekadar untuk memperebutkan kekuasaan.

"Rakyat DKI butuh kepemimpinan model Ahok. Yang saya lihat secara konkret beliau tidak hanya melayani dengan hati, tapi beliau membangun sistem pelayanan yang hebat sehingga berpeluang besar memberantas korupsi dan menghargai kerja keras birokrasi DKI Jakarta," ujarnya dalam jumpa pers di Posko Muda Mudi Ahok, Gedung Djakarta Theater, Thamrin, Jakarta Pusat, Sabtu (24/9) pagi.

Dia menilai, dari ketiga pasangan yang akan bertarung di Pilgub 2017, hanya Ahok-Djarot lah yang menurutnya sudah siap. Pasangan lain terkesan dipilih secara mendadak, termasuk Agus Harimurti Yudhoyono dan Sylviana Murni yang diusung oleh Partai Demokrat.

"Harus saya katakan secara jujur yang siap hanya Ahok. Yang lain kesannya dadakan, tidak dipersiapkan dengan baik. Saya anggota Dewan Pembina Partai Demokrat tapi saya baru tahu nama Agus Harimurti diajukan. Saya berusaha memahami ini, masalahnya dalam suasana keterdesakan atau emergency. Tapi partai politik bertanggung jawab menghadirkan calon pemimpin secara profesional, tidak boleh dadakan," lanjutnya.

Hayono menegaskan deklarasi yang dilakukannya sebagai seorang pribadi, bukan sebagai anggota Dewan Pembina Partai Demokrat maupun sebagai Ketua Umum Kesatuan Organisasi Serbaguna Gotong Royong (Kosgoro). Ia berharap perbedaan sikapnya dengan partai tidak akan menjadi masalah.

"Rakyat Jakarta membutuhkan gubernur yang siap bekerja, bukan yang baru dalam konsep dan teori. Dengan demikian pilihan saya jatuh pada pasangan ini (Ahok-Djarot). Saya hadir sebagai pribadi. Tidak ada masalah bagi saya berbeda dengan partai saya. Sampai hari ini saya masih anggota Partai Demokrat walaupun pada pilpres kemarin saya berbeda sikap," tutupnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar