Proyek pengembangan mobil listrik nasional yang sempat heboh kini seakan mati tak berbekas. Proyek yang melibatkan lima kampus yakni Universitas Indonesia (UI), Institut Teknologi Bandung (ITB), Universitas Negeri Solo (UNS), Universitas Gajah Mada (UGM) dan Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) sempat meramu mobil listrik.
Namun, di tengah perkembangannya, mobil berbahan baku listrik ini justru tak lagi menjadi prioritas pemerintah. Ketua Tim Desain Produk Otomotif Mobil Listrik ITB Yannes Martinus mengatakan salah satu alasan dihentikannya proyek mobil nasional tak lain karena tidak ada anggaran dari pemerintah.
“Berhenti karena anggaran yang lebih diprioritaskan untuk pembangunan infrastruktur. Kami berasumsi mobil merupakan elemen kecil dari sebuah infrastruktur, otomatis kalau sudah dibandung kendaraan akan siap melintas,” kata Ketua Tim Desain Produk Otomotif Mobil Listrik ITB Yannes Martinus saat ditemui di Ancol, Jakarta, kemarin (15/12).
Sebab lain tertundanya proyek mobil listrik nasional tak lain karena adanya pergantian kebijakan pemerintah. Namun begitu, harapan akan pengembangan mobil listrik nasional diharapkan tidak surut.
“Kami melihat sejak pergantian men-teri keuangan, prioritas berubah. Arti-nya, ganti pimpinan ganti juga kebijakannya ngga ada yang sustain,” kata dia.
Dirjen Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika (ILMATE) Kementerian Perindustrian I Gusti Putu Suryawirawan kepada CNNIndonesia.com mengaku pemerintah akan konsisten memberi dukungan untuk mengembangkan mobil listrik nasional.
Menurutnya, mobil listrik bisa membantu target pemerintah untuk menurunkan kadar karbonmonoksida (CO2) di tahun 2030 sebanyak 29 persen.
“Pemerintah akan mendukung, sangat. Pemerintah akan memberikan insentif karena bisa berkontribusi menurunkan kadar CO2,” ujar Putu di kesempatan terpisah.
19 Des 2016
Mengintip Nasib Kelangsungan Mobil Listrik Nasional
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar