Jihad Selfie dan Cara Baru Perekrutan Teroris
topikindo.com - Pengamat terorisme, Noor Huda Ismail, mengatakan gerakan terorisme memiliki pola baru dalam merekrut anggota. Pola baru itu dilakukan dengan cara merekrut melalui media sosial. “Kalau dulu teroris itu direkrut melalui jemaah pengajian, sekarang sudah melalui media sosial,” kata pendiri Yayasan Prasasti Perdamaian itu dalam acara diskusi dan pemutaran film Jihad Selfiedi Semarang, Selasa, 26 Juli 2016.
Pria yang saat ini menyelesaikan program PhD di Monash University, Australia, itu membuat film dokumenter Jihad Selfie. Film berdurasi 49 menit tersebut berisi fakta perekrutan kelompok radikal Negara Islam Irak dan Suriah. Kelompok ini menggunakan media sosial untuk merekrut anggota baru.
Jihad Selfie menelusuri adanya warga Indonesia yang bergabung dengan ISIS di Suriah dan Irak dengan memanfaatkan media sosial, seperti Facebook, Twitter, WhatsApp, Instagram, dan Skype. Jihad Selfie adalah film dokumenter yang dibuat tanpa skenario.
Noor Huda, yang menjadi sutradara dan produser film ini, menemukan remaja 17 tahun asal Aceh bernama Akbar Maulana yang mendapat beasiswa belajar agama di Turki.
Pada 2014, Noor Huda mendapati Akbar di sebuah warung kebab di Turki. Saat itu Akbar ingin menjadi anggota ISIS setelah mengetahui salah satu temannya bergabung dengan kelompok tersebut. Dalam sebuah akun media sosial, temannya itu memanggul senapan M-16. “Wah, terlihat keren dan gagah, seperti tentara atau Kopassus,” ujar Akbar, yang juga hadir dalam diskusi itu. Namun Akbar tidak jadi ikut ISIS. Akbar ingat ibu dan bapaknya di Aceh. Karena itulah, Akbar pulang ke Aceh untuk berkumpul dengan keluarganya lagi.
Noor Huda juga mendapat video rekaman acara pengajian dan baiat oleh simpatisan kelompok radikal terhadap beberapa orang di Jakarta.
Syuting Jihad Selfie dilakukan pada Maret 2015-Juni 2016. Pengambilan gambarnya dilakukan di beberapa tempat, mulai Turki, Mesir, Lamongan, Jakarta, Semarang, hingga Pulau Nusakambangan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar