Rencana aksi demo 2 Desember 2016 mendatang dikhawatirkan akan dimanfaatkan oleh pihak asing untuk menjatuhkan pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kall. Terlebih tuntutan umat Islam pada 4 November lalu sudah dikabulkan pasca-penetapan tersangka Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.
Pengamat politik dari Universitas Syiah Kuala, Effendi Hasan beranggapan ada yang mencoba untuk mencari keuntungan dalam Aksi Bela Islam III yang dimotori oleh Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF) MUI itu. Menurut dia, tak ada yang bisa menjamin aksi tersebut tak dimanfaatkan untuk menggoyang kursi Jokowi.
"Atau dimanfaatkan oleh kepentingan asing tertentu untuk menjatuhkan kewibawaan pemerintah Republik Indonesia? Atau dimanfaatkan untuk kepentingan merongrong pemerintah yang sah sehingga kewibawaan pemerintahan Jokowi jatuh sama sekali di depan rakyatnya," kata Effendi.
Wakil Dekan I FISIP Universitas Syiah Kuala itu menyebutkan, selain dari kekhawatiran campur tangan asing, boleh jadi ada pihak yang ingin memecah belah solidaritas umat Islam Indonesia. Bahkan, dia berani menilai ada pihak yang ingin umat Islam pecah sehingga berakhir seperti negara lain.
"Namun menurut analisis kami kalau aksi itu untuk kepentingan politik, tentu umat islam tidak muncul solidaritas yang luar biasa seperti itu, gerakan tersebut tidak hanya di Jakarta namun gerakan itu dibangun dan bergerak secara serentak seluruh Indonesia," ujarnya.
Effendi mengimbau kepada seluruh umat Islam secara umum dan secara khusus umat Islam di Aceh, untuk menahan diri menunggu proses hukum yang sedang diselesaikan oleh pihak kepolisian. Terlebih menurutnya, kasus dugaan penistaan agama yang dilakukan Ahok sudah mencapai kemajuan yang layak diapresiasi.
27 Nov 2016
Benarkah Ada Kepentingan Asing dalam Demo 211 ?
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar