19 Okt 2016

Nusron Wahid Adalah Nusron Purnomo, Kebencian Melanda Melalui Sosmed

Forum Alumni Pergerakan Mahasiswa Uslam Indonesia Universitas Indonesia (Forluni PMII UI), Depok, Jawa Barat yang merupakan forum generasi muda NU berhaluan ahlusssunnah wal jamaah annahdliyyah, menyayangkan media sosial (medsos) yang belakangan ini dipenuhi ujaran kebencian.


"Dinamika Pemilihan Umum Kepala Daerah DKI Jakarta telah menyita perhatian publik. Hiruk Pikuk PILKADA DKI Jakarta seolah menyiratkan pesan betapa pentingnya perebutan kursi DKI satu tersebut. Semua energi dihabiskan untuk meraih pucuk kepemimpinan Jakarta untuk periode 5 tahun ke depan," ujar Ketua Forluni PMII UI, Achmad Solechan, melalui rilis kepada NU Online, Ahad (16/10).


Terlebih lagi, imbuhnya, pasca penyelenggaraan acara Indonesia Lawyers Club dengan tema "Setelah Ahok Meminta Maaf" tempo hari, jagad media sosial, mulai dari facebook, path, instagram, twitter sampai aplikasi chatting online semacam whatsapp dipenuhi dengan obrolan seputar pernyataan Nusron Wahid mengenai pandangannya terhadap Ahok dan sikap kritisnya atas tafsir ulama terhadap pemilihan pemimpin non muslim yang ia sampaikan dalam acara diskusi tersebut.


Publik dibuat gempar dengan pernyataan dan sikap dari politisi Partai Golkar yang juga mantan Ketua Umum GP Ansor, Pengurus Besar Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) sekaligus alumni PMII Universitas Indonesia itu.


"Kini, seperti yang dapat kita saksikan sendiri, wajah jagad media sosial Indonesia mulai dipenuhi oleh berbagai macam meme-meme dan karikatur yang membawa pesan kebencian dan ajakan yang bersifat provokatif. Kesantunan dan kebersamaan sebagai anak bangsa yang relijius, yang hidup dan tumbuh bersama-sama dalam bingkai ke Indonesiaan, tiba-tiba mulai menghilang," ujar Achmad.


Berdasarkan beberapa hal tersebut, atas nama Forluni PMII UI Depok yang merupakan forum generasi muda NU berhaluan ahlusssunnah wal jamaah annahdliyyah, mengajak kepada semua elemen bangsa (agar) mampu menahan diri dan (berpikir) jernih dalam memandang Pilkada DKI Jakarta.


"Isu Pilkada DKI Jakarta telah bergeser dari persoalan politik berupa suksesi kekuasaan menjadi isu SARA. Bhineka Tunggal Ika, sebagai motto hidup bersama anak bangsa jangan sampai dinodai dan dengan sengaja dilecehkan demi kepentingan sempit politik kekuasaan untuk meraih kemenangan. Jangan sampai pesta lima tahunan merusak sendi-sendi berbangsa dan bernegara yang merongrong Negara Kesatuan Republik Indonesia. Mari kita ikuti semua proses suksesi ini secara demokratis demi Indonesia yang lebih baik," kata dia lagi.


Forluni PMII UI prihatin atas wajah Islam Indonesia yang semakin tidak ramah dan menunjukkan sikap berlebih-lebihan. Islam menjadi kendaraan dan pembenaran atas perilaku petualang-petualang politik yang memiliki ambisi besar terhadap kekuasaaan.


"Para politisi hendaklah mengedepankan politik kebangsaan dan kerakyatan dimana kemaslahatan dan kesejahteraan ummat yang harus dinomorsatukan dan diutamakan, bukan malah ambisi dan nafsu berkuasa," ujar Achmad lagi.


Fitnah adalah tindakan keji yang dikutuk oleh Islam. "Dalam hal ini, sahabat Nusron Wahid adalah kader PMII UI yang tidak pernah memiliki nama Nusron Purnomo. Nama Nusron Purnomo disebarluaskan untuk menyerang dan memfitnah pribadinya. Oleh karena itu, kami mengutuk dan mengecam semua serangan dan pelecehan yang ditujukan kepada pribadi sahabat Nusron Wahid yang disebarkan secara luas  melalui jejaring media sosial dalam bentuk tulisan, meme-meme dan karikatur yang cenderung berisi fitnah, hasutan dan beragam ungkapan kebencian. Sebagai sesama anak bangsa dan sesama alumni PMII UI, kami mendukung dan mendorong sahabat Nusron Wahid agar  menyelesaikan semua fitnah dan pelecehan terhadap pribadinya tersebut melalui jalur gukum, sebagai bentuk pembelajaran kepada kita semua. Selain itu, kami juga mengapresiasi sahabat Nusron Wahid atas ketegasannya dalam meneguhkan NKRI sebagai bentuk final bernegara dengan Pancasila sebagai Dasar Negara," tuturnya.


Forluni PMII UI mengajak kepada semua komponen bangsa agar momentum Pilkada DKI dijadikan ajang refleksi diri atas konsep ke-Indonesia-an kita yang sesungguhnya.


"Mari melihat dan menata kembali secara bersama-sama sudut pandang kita sebagai bagian dari keluarga besar bangsa Indonesia, bahwa semua proses politik yang yang tengah berlangsung adalah semata-mata untuk kemasalahatan Indonesia," Achmad Solehan.


Sebelumnya, Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj meminta dengan tegas adanya proses hukum bagi Ahok terkait dugaan penistaan agama.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar