Dinamika Politik Jelang Pilkada DKI 2017 Sulit Ditebak
topikindo.com - Dinamika perpolitikan nasional yang selalu berubah tidak bisa diprediksi oleh berbagai pihak. Peta politk bisa saja berubah sewaktu-waktu. Tak terkecuali dalam perhelatan Pilkada DKI 2017. Sulit memprediksi siapa yang akan memimpin Jakarta yang akan datang.
"Harus dilihat pola perilaku pemilih di Jakarta. Apalagi perilaku pemilih sangat moody di Jakarta," ujar Pengamat Politik Siti Zuhro dalam diskusi di Warung Daun, Cikini, Jakarta Pusat.
Siti menyontohkan, saat Pilkada DKI tahun 2012, kala itu petahan Fauzi Bowo berada di atas angin. Foke kala itu menguasa birokrasi dan jaringan masyarakat, hingga masjid, musholla dan RT/RW.
Namun, secara tiba-tiba Jokowi muncul mencalonkan diri menjadi Gubernur, hingga akhirnya memenangkan Pilkada DKI. Saat itu pemilih yang tak gunakan hak suaranya cukup banyak, 23 hingga 30 persen. Sementara swing voter cukup tinggi.
"Jadi wait and see siapa calon yang betul-betul merepresentasikan warga Jakarta. Juga sebetulnya nanti itu di DKI dipastikan enggak ada pasangan calon perseorangan tapi parpol. Kelihatannya maksimal 3 pasangan calon," ujarnya.
Siti juga mengingatkan kepada parpol yang belum memunculkan calon gubernurnya tidak terlalu lama. Dia memberi istilah jangan sampai nantinya 'masuk angin',
"Partai jangan sampai masuk angin karena terlalu lama. Kelamaan masuk angin dan ujungnya transaksional. Ujung-ujungnya calon tunggal kaya di beberapa daerah waktu itu. Kalau itu terjadi, ini jadi ironi demokrasi kita," kata Siti.
1 Agu 2016
Sulit Memprediksi Siapa yang Akan Pimpin Jakarta yang akan datang
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar